Monday 5 November 2012

Tagged under:

Ketika Mantra Kiyosaki Sehambar Kaos Kaki


oleh: Fauzul Azmi Zen

Mari kita berandai-andai. Andaikan anda diminta menuliskan buku panduan strategi marketing dengan mengambil biografi Muhammad SAW, apa yang anda lakukan agar ia semembius Rich Dad, Poor Dad yang menjadi "kitab suci" bagi pelaku bisnis Multilevel Marketing (MLM)? 

Goresan tulisan ini bermula setelah terbelalak membaca kabar yang menghebohkan dunia bisnis akhir-akhir ini. Dalam situs berita The New Times menyebutkan “Rich Dad, Poor Dad author Robert Kiyosaki files for bankruptcy”. 

Robert Toru Kiyosaki, Sang Guru finansial sekaligus penulis buku keuangan terlaris di dunia itu baru saja mengajukan kebangkrutan perusahaannya, setelah kalah dalam putusan pengadilan melawan The Learning Annex, sebagaimana dilaporkan The New York Post. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan Kiyosaki Rich Global LLC diperintahkan untuk membayar denda hampir US$24 juta (sekitar Rp227 miliar) kepada pendiri dan ketua Learning Annex, Bill Zanker. Pengadilan Amerika memerintahkan agar Kiyosaki memberikan persentase keuntungan kepada Zanker yang diperolehnya dari berbagai seminar keuangan yang menggunakan jasa Learning Annex sebagai penyelenggaranya.

Semula sebelum membaca kasus ini, penulis berfikir ini adalah karya motivasi bisnis yang epidemi dan membumi. Bagaimana tidak, Kiyosaki tidak hanya berhasil menggugah semangat jutaan pebisnis yang masih hijau dengan pengalaman, namun juga berhasil menyentil para akademisi yang gagal menjadi kaya. Robert bahkan menyihir dunia bisnis dengan membuat trend baru: menjual seminar dan pelatihan dalam kemasan lebih bergengsi. 

Ayah Yang Kaya Kini Jatuh Miskin

Pesan Ayah Miskin: “Cinta uang adalah akar segala kejahatan”
(Robert Kiyosaki)

Pada 19 Mei 2006, stasiun televisi ABC mengadakan sebuah segmen yang disebut 20/20 Segment. Dalam segmen ini ABC memberikan masing-masing 1000 USD kepada 3 orang entrepreneur yang pernah dilatih Kiyosaki dan meminta mereka menghasilkan uang sebanyak-banyaknya selama 20 hari. Malangnya, setelah 20 hari berlalu para kontestan membuat kesimpulan yang menarik dan mengakui bahwa Robert Kiyosaki tidak memberikan contoh konkrit bagaimana menghasilkan uang.

"Apa yang dilakukannya (Kiyosaki),” demikian kutipan dari seorang kontestan, “saya rasa, hanyalah membuka pikiran Anda mengenai kesempatan. Dia tidak mengatakan kepada Anda bagaimana untuk melakukannya."

Kiyosaki, sebelum menulis buku adalah akademisi yang sudah berulang kali membangun bisnis, tetapi beberapa kali pula jatuh. Apabila para pembaca tahu judul buku Robert Kiyosaki yang pertama terbit pada tahun 1993, yaitu "If You Want to be Rich and Happy ... Don't Go to School". Walaupun sempat menjadi best seller di Amerika Serikat, buku ini sangat kontroversial, sehingga hak terjemahan tidak dijual ke luar Amerika Serikat, dan baru pada tahun 1997 dia menulis buku lagi, yaitu "Rich Dad, Poor Dad"

Pada buku itulah ia memperkenalkan konsep kebebasan finansial yang dilakukan dengan buku, game, seminar, dan bentuk inovasi konsep bisnis lainnya. Dia sangat cerdas, melalui usaha ini pada akhirnya ia mendapatkan kebebasannya. Konsep Financial literacy yang ditawarkannya merupakan pelajaran yang belum didapatkan di sekolah mana pun, ilmu yang mampu membuka rahasia mengapa bekerja dengan harapan tiap tahun gaji bisa dinaikkan sebesar 10-20% adalah kebodohan, padahal di saat yang lain inflasi bergerak lebih cepat dari kenaikan gaji.

Dari beberapa fragmen tersebut, penulis begitu terketuk untuk bertanya, “Sejujur apakah motivasi bisnis Robert Kiyosaki?” Untuk menjawabnya, maka simaklah penuturan sang relasi bisnis yang di kemudian hari menjadi lawannya di pengadilan;

"Saya menggunakan brand Kiyosaki,” ungkap Zanker, “dan memiliki andil meroketkan namanya hingga semakin membesar. Awalnya, dalam kesepakatan disebutkan bahwa dalam setiap penjualan seminar yang kami kerjasamakan, saya akan mendapatkan persentase keuntungan yang akan dibaginya, namun Kiyosaki mengingkarinya. Oprah percaya kepadanya, Will Smith percaya kepadanya, namun ia tidak memenuhi janjinya kepada kami".

Tak dinyana konsep sedemikian dahsyat itu miskin penerapan. Miskin kejujuran. Kasus ini seolah menjadi teguran hebat bagi para pengikut Robert Kiyosaki bahwa selincah apapun trik bisnis yang ditanamnya, ternyata masih memerlukan ruang untuk bertanya, “validkah ini? Terlebih lagi, Sang Guru sendiri yang ternyata mendurhakai nasihat ayah kayanya; “Saya sangat prihatin bahwa terlalu banyak orang menaruh perhatian terlalu besar pada uang, dan bukan pada harta mereka yang terpenting, yaitu pendidikan mereka.”

Maka, dengan mengembalikan petuah sang Guru, yang rupanya dijiplak dari al-kitab Timotius 6:10, semua penganut paham kebebasan finansial seharusnya serempak menepuk pundak Kiyosaki seraya membisikkan; “Cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan”. Sebuah nasehat ayah kaya orang beriman, yang dianggapnya miskin.

Belajar, Bekerja, Lalu Memberi Makna


Robert Kiyosaki sebenarnya tidak melulu berbicara konsep kecerdasan finansial, di satu sisi ia pernah menyentuh konsep piramida belajar. Kisahnya mengingatkan kita pada Adam Smith dalam The Moral of Sentiment Theory yang menggagas nilai santun berekonomi. Namun akibat jarang diwariskan secara  gamblang kepada muridnya, teori ini menjadi dilupakan atau dianggap seperti karya yang “mendua” di tengah arus pemikirannya yang concern terhadap materi.

Begitulah, sekalipun dimata para kritikus Rich Dad, Poor Dad sangat kontraproduktif dan mulai terasa hambar, teori Robert dalam Financial IQ masih fenomenal hingga saat ini. Begitulah, sekalipun perusahaannya mendapat ancaman liquidasi, kekayaan pribadi Kiyosaki diprediksi tidak akan terusik sama sekali.

Nah, sekarang giliran followers Kiyosaki juga wajib tahu tentang seorang yang lebih besar pengaruhnya dari kehidupan Sang Guru Finansial. Ia yang dinobatkan as the Greatest man of history oleh Michael Hearth dalam "The 100 Most Influential Persons In History". Dalam puncak emas torehan sejarah bisnisnya, ia bahkan menyunting istrinya dengan mahar 100 unta merah. Bayangkan, bila bukan karena kejayaan usahanya, bagaimana seorang yatim piatu mampu melakukannya?  Ya, dialah Rasulullah Muhammad SAW.

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (Q.S al-Ahzab: 21)

Keteladanan ini yang sepertinya mengharuskan Robert Kiyosaki sekali-kali harus berkunjung untuk duduk sejenak di kelas fiqh muamalah, mencatat apa yang dibantahnya.

Pertama, Jika anda meyakini bahwa alat ukur kesuksesan dalam bisnis adalah uang, mungkin anda benar, tapi tidak dengan bisnis Rasulullah, indikasi kesuksesan ala Rasulullah adalah meraih trust dan competence. Demikian ungkap Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec.  

Beliau memaparkan bahwa Rasulullah tidak hanya menjadi seorang coach atau mentor para sahabat, namun seorang Da’i yang juga pegiat bisnis. Beliau memulai usahanya dari small medium enterprise, dari sekadar menjadi worker, kemudian dipercaya menjadi supervisor, manager, hingga menjadi investor dalam perniagaan besar. Perjalanan dari kuadran ke kuadran itu, menunjukkan bahwa Rasulullah adalah seorang entrepreneur yang dapat dihandalkan, memiliki strategi matang dalam mengembangkan usahanya.

Kedua, Jika anda meyakini bahwa transparansi adalah sesuatu yang naïf dalam bisnis, justru Rasulullah menjadikannya  sebagai karakter solid dalam menjaga reputasi perniagaan.

“Keterbukaan Rasulullah,” tutur Laode M. Kamaluddin. Ph.D “dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan bagi setiap pengusaha. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik. Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.” urai sang penulis 14 Langkah Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis itu, 

Ketiga, Jika anda meyakini semua motif bisnis adalah memaksimalkan kekayaan, anda tidak salah, namun Nabi Muhammad SAW looking beyond profit. Ia menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga; sarana pembelajaran untuk berpikir visioner, kreatif dan siap menghadapi perubahan; pintar mempromosikan diri; menggaji karyawan sebelum kering keringatnya; mengutamakan sinergisme; berbisnis dengan cinta; serta pandai bersyukur dan berucap terima kasih. 

Mari berkaca dari Rasulullah, lalu mencari makna. Pesan moral yang bisa kita serap dari kasus ini ialah: melek financial perlu dibarengi melek niat. Tidak akan pernah ada artinya mengejar kekayaan dengan meruntuhkan nilai kepercayaan. Kiyosaki agaknya tidak istiqamah membangun instrumen kekayaannya, padahal, ia menyarankan bagi tiap orang untuk meraih sukses dan bebas secara finansial dengan menjadi Bisnis Owner dengan menjaga pesan Jangan Korbankan Kejujuran dan Kepercayaan demi Uang Berapapun”.
 
Melalui kasus kebangkrutan Kiyosaki Rich Global LLC, penulis memberi penekanan khusus pada urgensi amanah. Kesuksesan yang didapatkan Rasulullah tak bisa lepas dari keberhasilannya menjaga amanah, menarik sekali karakter ini, sehingga tidak ada satupun orang yang berinteraksi dengan Rasulullah kecuali mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Kepuasan yang membuat sang miskin ikut berkata, “suatu saat nanti aku juga kan kaya.”


Telah dipublikasikan di Buletin ISEFID IIUM dengan judul; "Ada Apa Robert Kiyosaki ?"

 

6 komentar:

  1. Konsepnya benar dan saya memahaminya, mungkin bisa dibaca ulang...beliau pernah bangkrut tetapi itu proses belajar. Apakah anda sudah mengetahui kekayaannya? lihat wikepedia! dan MLM itu juga baik sistempembelajarannya.
    www.xamthone-dahsyat.com

    ReplyDelete
  2. Baca bukunya " The cash flow quadrant" + "Guide To Investing" kl sudah coba baca " Retire young retire rich " pahami tiga buku itu dg pikiran TERBUKA.
    Tidak diragukan lagi Rosululoh manusia pilihan terbaik dan bukan kapasitas kiyosaki dibandingkan dg beliau. Kiyosaki bkn utusan Tuhan kn??..yg bangkrut itu SALAH SATU bisnisnya bkn Kiyosakinya. Sperti yg anda tulis di atas "Kekayaannya tak terusik". Saya yakin nggak lama lg dia membangun bisnis baru.

    ReplyDelete
  3. Jaman skrg masih terapin gaya sang nabi...naek onta aja loe

    ReplyDelete
  4. Trims infonya.. Semoga kita termasuk orang yang bersyukur dan nabi Muhammad jadi teladan kita..

    ReplyDelete
  5. Konsep pemikiran bisnisnya mungkin sudah benar, hanya kejujuran Robert Kiyosaki yang sdg diuji, dan dia kalah.

    ReplyDelete
  6. Mengkritik memang mudah. Sy Muslim, sy meyakini Nabi Muhammad SAW adadal teladan yg paling baik di tiru, tata Robert Kiyosaki jg sudah cukup baik memberikan pembelajaran & sy berterimakasih kepadanya.

    ReplyDelete