Wednesday 17 October 2012

Tagged under:

Seandainya... #nampartomyself



Sikap ini yang akan membingungkan hati manusia; ada seorang aktivis dakwah disibukkan menyerukan kebaikan, sementara ia tidak melakukannya. Bencana besar. Benar-benar membingungkan. Karena pada saat yang sama, mereka mendengarkan kata-kata yang indah sambil menyaksikan perbuatan yang tercela. Mereka tercengang karena ucapan sang aktivis berbeda dengan perbuatannya.  Akhirnya, semangat yang dipancarkan oleh aqidah mereka menjadi redup. Kata-kata yang keluar menjadi hambar meski diungkapkan dengan gaya dan intonansi memikat.

Sebaliknya, ada yang sederhana dalam mengkonsumsi lisan, namun diam-diam menjadi mesin produksi amal. Kekuatan kata-kata sederhana yang terpancar dari realisasinya, bukan dari hiasannya. Indahnya yang terpancar dari kejujurannya, bukan dari kerasnya suara. Hingga suatu masa, mereka menyadari lisan yang sederhana kian berubah menjadi hentakan besar karena yang terpancar dari kehidupan. Hmm, seandainya...


Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya hati akan menjadi bersih, akal akan bersatu, dan sedikit yang mengedepankan akal dan memaksakan pendapatnya.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya aktivis akan berlapang dada dalam menyikapi kekeliruan saudaranya, tidak ada dengki dan permusuhan.


Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya para aktivis dakwah akan memiliki sikap yang sama di manapun posisinya, baik di depan maupun di belakang, menjadi pemimpin yang ditaati atau sebagai prajurit yang tersembunyi.


Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya hanya sedikit mereka yang berjatuhan di tengah jalan bahkan dipenghujungnya, dan dakwah akan mampu berjalan merealisasikan tujuan-tujuan dengan langkah pasti.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan tersebar sikap toleransi, saling mencintai, saling menguatkan, dan barisan akan menjadi kuat ibarat bangunan yang kokoh. Sebagian menguatkan sebagian yang lain.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan tersebar sikap saling memaafkan, tidak ada dengki dan dendam, selalu terbuka dan lapang dada.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah,  niscaya tidak ada kemalasan dalam menunaikan kewajibannya. Bahkan, para aktivis selalau berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan dan menggapai derajat yang tinggi.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan ada perhatian pada waktu. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia bagi aktivis dakwah, karena dia selalu dalam keadaan bermunajat, atau sedang berjihad di medan dakwah. Jika tidak, ia sedang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Atau, ia sedang mendidik keluarganya di rumah, atau sedang memberi pengajian, dan memberi peringatan kepada orang lain di dekatnya.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan ada perlombaan untuk menunaikan kewajiban membayar infak dakwah dan tidak ditemui keraguan untuknya. Semboyannya adalah, "apa yang di tangan kalian akan musnah, dan apa yang di sisi Allah akan kekal."

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan ada sikap selalu mendengar dan taat. Tidak ada keraguan apalagi berbangga diri dan memaksakan pendapat pribadi.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah,  niscaya akan ada pengorbanan yang besar untuk dakwah dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan pengorbanan untuk pribadi dan hawa nafsu.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah,niscaya akan ada kepercayaan dari prajurit terhadap pemimpinnya. Mereka pun siap melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan pemimpin mereka.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan menangislah orang-orang yang tidak bisa melakukan kewajiban secara optimal. Dan, akan bersemangatlah orang-orang yang telah bersungguh-sungguh untuk meraih pahala yang lebih dan lebih.

-------------------------
yang sering merah amalan yaumiahnya,
yang sering menyia-nyiakan hak-hak saudaranya,
yang berat mengeluarkan infaknya,
yang hanya memberikan sisa-sisa waktunya,
yang selalu terlambat menghadiri pertemuan rutinnya,
yang melaksanakan tugas dakwah ala kadarnya,
sesuai dengan kehendak nafsunya saja..:'(


(Madza Ya'ni Intimaa'i lid-Da'wah, Muhammad Abduh)

0 komentar:

Post a Comment