Monday 21 May 2012

Tagged under:

Malu


Dzunubi mitsu a'daadir rimali, fahabli taubatan ya dzal jalaali

Ku teguk air terahir
membasahi kerongkongan yang gatal
dan kurasakan itu sangat pahit
menyesapi embun sisa semalam, tiada seri

Aku menghardik diri,
hari ini tergores dari rasa bersalah
dari taubat yang tercekat
dari penyesalan, yang tertahan
dan selalu saja berimbas pada dunia lelap di malam gelap
hingga selalu tersentak di ujung yang samar

Menakar segala keterjadian dalam garis masa
Kadang berulang, meski tersering hadir ketiadaterdugaan
Bertungkus lumus dengan dunia
sampai remang, terang, hingga petang masih ia yang kutuju
Aku mulai mencari keinsyafan diri
mencari siraman, karena kanvas hati mulai menguning
kertas penyesalannya memburam
dan bingkai penahan godanya berdebu

Aku malu,
bila Dia tetapkan hariNya hari ini untukku
celaka di atas celaka,
benarlah aku sedang tak layak ke Syurga
Aku merindukan ketertundukan yang tulus

Selantang apa tekad ini berubah?
untuk berkaca-kaca mencari nikmat sujud terindah
untuk berona-rona dalam rindu syahdu tilawah
untuk bermanik-manik sedekah

Dosa-dosaku bagai butir pepasir, maka Rabb anugerahilah aku taubat

----------
00:34
Mernda,
dalam sayup-sayup Sebuah Pengakuan (Haddad Alwi)

1 komentar: