Tuesday 29 May 2012

Tagged under:

Lapakmadu*



It's a brand new day
the sun is shining
It's a brand new day
for the first time in such a long long time
I know, I'll be ok”
(Brand New Day, Joshua Radin)

Matahari beranjak kesekian kalinya di lembar hidup. Pagi ini, saya menemukan lagu Joshua Radin dalam perjalanan menuju kamar mandi. It's a brand new day.  Begidik mendengarnya, dibuka dengan alunan akustik yang indah dan ketika lagu tersebut rampung didengar, saya langsung tersenyum meringis. Sebenarnya kesan yang mendalam dari lagu ini, saat ia diputar bersama soundtrack “Quran My Best Friend”, sebuah video klip amatir, dimana scene yang paling menarik bercerita tentang seorang pemuda berjalan, duduk, dan tidur namun tangannya tak lepas dari mushaf biru dan lidahnya tak jemu-jemu mentadabburi isinya. Dan sesaat setelah itu, dia menunjukkan ayat ini:

“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S Ali-Imran :191)

Subhanallah, indah nian. Dan saya tertunduk dalam.

Kembali ke bak mandi. Saya akui bila tanpa usaha, mandi ini adalah perjuangan terberat. Ia bukan sekedar pekerjaan basah-basahan, namun bagaimana agar tetap segar-bugar dan tidak mati gaya dalam suhu yang teramat runyam. Ingat dulu, dulu sekali, saya sangat mencela mereka yang males mandi. Adik saya korbannya. Saya anggap kebiasaan itu seumpama aib, karena  menjadikan bakteri dan daki-daki jahat sebagai sahabat. Lucunya, sekarang semua tuduhan berbalik ke saya. Akhirnya, berhasil mandi pagi itu menciptakan keoptimisan, juga prestasi, berasa ga kalah gagah dengan mas Azzam..:)  

Seringkali kalau saya terjebak dalam suasana bersalah belum mandi, ditambah keluarga yang luar biasa perhatiannya, dialognya menjadi seperti ini:
"Ga mandi jul? | Ga om! | Napa, kan udah siang? | Ehm.. *disertai efek batuk kalem* Ijul lagi ikut program Save Our Water, kasian banget liat Somalia kesulitan air dan pasokan makanan? | Oh. *dan yang bertanya melengos pergi*
(Beberapa saat kemudian saya ke Masjid Somalia, dan melihat pintu-pintu kamar mandi tertutup dengan bunyi-bunyi, tanda penghuninya sedang mandi bernyanyi-nyanyi. L. Bengong. Giliran saya yang melengos.)

Ah, sudahlah. Saya tidak perlu bercerita panjang kali lebar kali tinggi tentang kebiasaan buruk ini, karena tanpa diceritakan semua sudah tahu. Kita kembalikan pada prinsip ini, bercerita tentang keburukan diri tak perlu banyak-banyak. Sebab yang cinta tak memerlukannya, yang benci terbahak-bahak mendengarnya. Iya kan cyn?..:)


Elegi Sang Surya
It's a brand new day
The sun is shining

Hari yang terik dan benderang adalah seni juang kehidupan. Di kota ini, saya mempelajari sejumlah keramahan yang mengkultur. Ada pengendara mobil yang ramah, ada kerukunan beribadah yang ramah, ada kebersihan yang ramah, dan ada sapa hangat yang ramah. Setiap hari selepas mandi, maka tugas saya kemudian adalah mengejar matahari yang sinarnya mulai tak ramah. Dan mengejar matahari itu bagiku dinda, anggaplah sebagai perumpamaan bahwa kanda sedang berjuang (ups! gombal).

Setiap kehadiran sang surya ke bumi, selalu membawa pemaknaan yang besar. “Diciptakan ia, agar kita berfikir”. Tampuk amanah Allah kepadanya begitu besar, selain menyinari, dia dibebani tugas lain untuk mengamati setiap inci bumi yang diterangi, dia menjadi saksi setiap anak manusia; apakah dalam terang mereka berkilau taqwa, atau justru kerdil menentangNya. 


“Allah, iringi derai tawa kami dengan tetes air mata, bila ternyata kami pun tergelak dalam ingkar. Ampuni pula kami yang tak bisa berlama-lama berikhtiar, padahal kami masih perlukan ribuan peluh untuk menjemput impian“




Dan Senja adalah Jeda.
It's a brand new day
for the first time in such a long long time

Kisah juang yang beringsut dari sudut kamar mandi, arah matahari, selalu terkalahkan dengan cerita senja. Saat yang paling membahagiakan bagi saya, ialah saat mampu menemukan ujung senja dalam lingkaran cahaya. Maksud saya, ketika matahari usai menyempurnakan amanahnya dengan perlahan tenggelam, mulailah tiba saat-saat harus menggigil hebat tidak karuan, syukurnya, hati tetap hangat dengan keluarga yang selalu menghidupkan Qur’an. Ini sebuah alasan yang cukup sempurna untuk tetap bersyukur.

Baru tadi sore, mencoba menilai bacaan keluarga satu-persatu,
“Subhanallah, tante makin bagus aja ngajinya? | Alhamdulillah, sebenarnya semakin tersemangati sejak ijul di sini? | Ah ga lah, tante bisa aja | Emang ga juga sih? GR kamu. * ambil tutup baskom* *kemudian pergi mencuci*

“Keluarga romantis itu,” sebut mas Arya Sandhi Yudha, “saling menanam yakin dan kesabaran. Sebab jalan panjang, sebab beban yang tak ringan, butuh energi & daya tahan.  

Kembali Ke Peraduan
Most kind of stories,
Save the best part for last.

Malam adalah saat yang menjanjikan. Seperti mengizinkan temaram mendengarkan cerita-cerita ringan, renyah, hingga yang berat-berat pada hari yang baru saja terlewati. Ada keinsyafan disana, pun juga ada kesyukuran. Akhir ceritanya selalu mudah ditebak, bahwa suatu hari nanti, saya berharap menemui akhir hidup sesuai dengan nama pemberian orangtua, kemenangan.

Teringat kemudian tentang konsep hidup yang pernah saya ceritakan kepada ibu dan bapak dalam format rapat. Lucunya, kami benar-benar melakukannya seperti menggelar sidang pleno. Kurang kerjaan ya, hehe. Sengaja saya setting agar rapat dimulai ketika adik telah tertidur, sebab rapat ini benar-benar tidak memerlukan peserta peninjau. Selama rapat ibu sempat bilang "ah itu kalau nanti nggak terlaksana? gimana?" bapak juga "mending diam aja dan tidak usah banyak bicara, yang penting bukti". Saya hampir saja menyerah. Tapi saya sampaikan, “Ma, Pa. mimpi memang ijul yang tulis, tapi penghapusnya Allah yang pegang, dan Dia berhak koq menggantinya dengan yang lebih baik…J”  Saya melihat bahwa setiap kegagalan dalam proses hidup ini, tetaplah bagian pembelajaran kemenangan, dimana Allah memaksa saya tunduk disaat yang pahit.

“Alasan kita bercerita,” kata seorang karib “bukan untuk diri kita saja, bukan untuk memuaskan ego akan dahaga bercerita. Namun lebih dari itu, mecoba berbagi motivasi.” Mujarab!! Sahabat yang quotesnya saya kutip ini membuktikan impiannya dengan menikahi seorang muslimah berprestasi dan mendapat beasiswa sekolah ke luar negeri. Persis ceritanya.:) 



Ah,,, suatu saat nanti dalam sejarah hidup kita, dinda.
Meski berjurang perbedaan namun kehendak Allah yang merestui,
Meski berpunggungan tempat. Namun berpelukan hati dan visi.
Meski bertolak potensi. Tetap memadu guna membangun bakti untuk negeri
Meski berlainan diri. Tetap saling menghibur dan menguatkan untuk penuhi janji-janji
Meski berseberang jalan. Bersama menghadapi ujian dengan seindah-indahnya pemaknaan
Meski berbeda keahlian. Tetap saling berkejar-kejaran untuk turun ke gelanggang pertempuran
Meski berbeda jumlah harta, saling menawar tinggi jumlah harta yang dizakati

Dengan perbedaan ini,
*Lalu apakah kau mau duduk disampingku? [Lapakmadu]
(sebuah tawaran berjuang bersama)






6 komentar:

  1. Sesekali menulis, isinya jadi curhat, sampai begitu emosional, panjang, dan tidak jelas. Semoga berkenan...:)

    ReplyDelete
  2. hahay...
    ternyata ka ijul ini pandai juga bergombal :D

    hmmmm,
    atas semua yg sudah dipaparkan, tampaknya sudah ada'tanda-tanda' melepas masa lajang :P

    hayo, ka semangadhhh,
    tapi jangan sampai galau sangadhhhh, he...

    tapi yang jadi pertanyaan saya sekarang (mungkin para ikhwan/akhwat di luar sana) *di luar mana? towennkkk --"
    'Lapak Madu' itu apa?
    *retoris abisss

    ReplyDelete
  3. Adui kantoi, kata orang Malaysia, alias "Aduh Ketahuan". Sengaja disingkat-singkat biar ga terlihat.

    Kepanjangan Lapakmadu ada diatas tulisan--->(sebuah tawaran berjuang bersama)

    Baca lagi..^^v

    ReplyDelete
  4. yes i got it...

    *Lalu apakah kau mau duduk disampingku? [Lapakmadu]

    muncul pertanyaan baru,
    "pertanyaan 'Lapak madu' akan ditujukan buat syp y?
    hmmmmmmmmmmmmmmmm *mulai menebak-nebak
    ^^v

    ReplyDelete